Halaman

Selasa, 29 Maret 2011

Realitas Kehidupan Anak dalam Cerita

          “Hai.. siapa yang suka membaca cerita?” Tanyaku semangat. Aku monitor computer yang suka berbagi ilmu kepada pembaca setia di dunia maya. Layanan internet. Namaku monitor smart
         “Sukaaaaaa…..sukaaaaaa.” jawab pembaca monitor.
         “ Wah, sama dong. Mengapa kamu suka membaca buku cerita?” Tanyaku penasaran.
         “Asyiiiiiiik banget kalo’ baca buku cerita” Pembaca antusias menjawab.
        “Betul…betul….betul..” (persi Upin dan Ipin) aku si monitor smart setuju.
         “Membaca cerita memang mengasyikan. Bisa ngilangin stresss…” lanjut ku
        “Betul….betul…betul…” sahut pembaca monitor.
***
         Buku cerita yang kita baca ada buku cerita asli maupun buku cerita terjemahan. Buku cerita asli adalah buku cerita asli yang berasal dari Indonesia. Sedangkan buku cerita terjemahan merupakan buku cerita yang berasal dari Negara lain dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
***
        “Aku tau….buku cerita yang berjudul “Pinokio”, “Sepatu Kaca”, “Putri Salju”, dan “Harry Porter” yang pernah kubaca merupakan buku cerita terjemahan. Betul, kan?” kata pembaca dengan tangkas.
       “Yep. Betul…..betul….betul…” jawabku.
      “Wah…aku tambah pinter.”
      “Nah, masih ingat cerita “Kuda Kayu” yang berasal dari negeri Belanda, kan?” Tanya monitor.
      “Ingaaaaaaat. Ceritanya ada di hal. 88- hal.91 di buku paket pelajaran BI untuk SMP yang ditulis oleh Maryati Sutopo, kan?
     “Betul…betul…betul…Kita akan mencari realitas kehidupan anak dalam cerita tersebut.”
***
          Realitas adalah kenyataan yang terjadi. Menemukan realitas kehidupan anak dalam cerita artinya kita menemukan kenyataan-kenyatan yang sering terjadi pada anak saat ini jika dihubungkan dengan cerita.
Contoh:
1. Kutipan:
Putra Raja Amsterdam menghadap ayahnya. Ia lulus dari sekolah dan nilai rapornya sangat bagus. Raja sangat puas dan ingin memberinya hadiah.
Realitas kehidupan anak:
1) Anak akan merasa senang jika prestasinya dihargai oleh orang tuanya.
2) Orang tua akan merasa senang dan bangga apabila anaknya berprestasi.
3) Hingga sekarang masih ada orang tua yang member anaknya hadiah atas prestasi yang diperoleh anak.

2. Kutipan:
Orang itu naik kuda kayunya. Ia tiba-tiba melesat ke udara menuju Selatan. Tak berapa lama ia sudah muncul kembali membawa pohon palem,pesanan raja.
Realitas kehidupan anak:
1) Pada dasarnya, manusia ingin terbang. Keinginan ini terpenuhi dengan penemuan pesawat terbang.
2) Kebanyakan orang ingin cepat sampai ke tujuan dengan terbang, oleh karena itu menggunakan pesawat terbang menuju ke tempat tujuan.
3) Orang tua pasti membawa oleh-oleh sesuai pesanan anak ketika pergi ke luar negeri.

3. Kutipan:
Sang pengeran mengirim surat kepada ayahnya. Ia memberitahukan dirinya tak kurang suatu apa pun dan menjadi tamu terhormat Raja parel.
Realitas kehidupan anak:
1) Anak yang jauh dari orang tuanya pasti mengirim kabar untuk memberitahukan bahwa ia baik-baik saja.
2) Hingga saat ini komunikasi tulis melalui surat masih digunakan orang yang berhubungan jarak jauh walaupun sudah ada telepon.

4. Kutipan:
Pangeran kelabakan. Ia mulai melakukan perjalanan mencari-cari sang putrid. Lebih tiga tahun ia berkelana. Akhirnya, ia sampai ke Yunani.
Realitas kehidupan anak:
Banyak anak yang merantau ke negeri orang bertahun-tahun meninggalkan orang tuanya untuk mencari tujuan hidupnya (Pekerjaan dan jodoh).

5. Kutipan:
Mereka sampai ke Amsterdam. Tak lama kemudian, mereka pun menikah. Dengan pernikahan mereka, Kerajaan Parel bersatu dengan Kerajaan Amsterdam.
Realitas kehidupan anak:
Pernikahan antara dua orang yang saling mencintai (laki-laki dan perempuan)akan mempersatukan dua keluarga. Sehingga dua keluarga menjadi satu keluarga.
***
      “Hua…ha…ha…apakah kalian sudah mengerti?” Tanya monitor.
     “Sudaaaaaaaaaaah…”

1 komentar: